3 Kerugian Hamil di Usia Remaja
https://beritain123.blogspot.com/2013/12/3-kerugian-hamil-di-usia-remaja.html
Surat-surat kabar banyak mengungkapkan fenomena seks bebas, yang terutama ada di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini banyak terjadi di kalangan remaja.
Kehamilan yang tak diinginkan hanya awal dari kesulitan bagi para remaja. Di antara mereka memang ada yang beruntung bisa melanjutkan sekolah. Namun, lebih banyak lagi yang hilang asa dalam menatap masa depan. Jika memilih aborsi, nyawa taruhannya.
Remaja yang hamil memang dihadapkan pada pilihan sulit. Jika tetap melahirkan anaknya, kelak ia kurang mampu berperan sebagai orangtua yang mumpuni. Akibat itu antara lain dapat ditinjau secara psikologis, sosial, dan finansial.
1. Psikologis.
Secara psikologis ia dirundung perasaan negatif. Efek ini tergantung dari reaksi awalnya terhadap kejadian yang menimpanya. Jika ia merasa marah pada pria yang menghamilinya, sikapnya kelak sebagai orangtua adalah mengabaikan anaknya yang dianggap sebagai "beban/tanggungan" dari pria itu.
Jika ia merasa bersalah dan menyesali diri, ia akan bersikap terlalu protektif pada anaknya. Bisa dibayangkan bagaimana kualitas generasi mendatang yang diasuh orangtua seperti ini.
2. Sosial.
Secara sosial ia kurang matang untuk berperan sebagai orangtua bagi anaknya. Ia perlu beberapa waktu lagi menuju kedewasaan. Ia harus menyelesaikan dulu rasa harga diri (self-esteem) yang rendah.
Seandainya menikah dengan pasangan yang menghamilinya, belum tentu pula ia mampu berperan sebagai istri.
3. Finansial.
Ia kurang dapat berperan sebagai orangtua karena secara finansial masih bergantung pada orangtua. Sekalipun keluarganya berkecukupan, tetap saja ia harus berperan sebagai dewasa yang menghidupi diri sendiri.
Tanpa bekal pendidikan yang cukup, kebutuhan ekonomi sulit dipenuhi. Banyak hal yang harus diperjuangkan untuk bisa kembali bersekolah. Tak jarang ada yang memutuskan pindah ke kota lain dan membangun kehidupan baru.
Untuk mencegah "kecelakaan seks", orangtua perlu memberikan pendidikan seks secara terbuka kepada anak seperti yang dijabarkan di dalam tulisan Jangan Risih Bicara Seks Pada Anak.
Tulisan ini ditulis oleh Tati Mulyawati, Psi di Majalah Intisari Edisi Healthy Sexual Life, Agustus 2005. Judul asli tulisan ini adalah "Jangan Risih Bicara Seks Pada Anak".
http://intisari-online.com